Wagub Sumbar Ingatkan Pentingnya Soft Skill Bagi Enterpreneur

    Wagub Sumbar Ingatkan Pentingnya Soft Skill Bagi Enterpreneur
    Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy

    Sumbar-Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy mengingatkan pentingnya soft skill bagi enterpreneur yang berkiprah di berbagai bidang lapangan kerja untuk mendukung perkembangan usaha di masa depan.

    "Apapun pekerjaan, meski berkaitan dengan hard skill, tetapi soft skill yang tetap dimiliki untuk mencari bahkan menciptakan peluang yang lebih besar ke depan, " katanya saat menghadiri penutupan acara Bimbingan Teknis Manajemen Enterpreneur di Hotel Grand Zuri, Jumat (10/12/2021).

    Soft skill itu diantaranya cara berkomunikasi hingga cara negosisasi. Untuk bisa mendapatkan kemampuan itu perlu latihan dan pengetahuan yang luas.

    Ia menyebut dalam era industri 4.0 dan society 5.0 hard skill bukan segalanya. Kemampuan untuk menjadi tukang cukur umpamanya bisa dimiliki semua orang dengan berlatih. Tetapi tidak semua yang memiliki kemampuan soft skill.

    "Ini juga harus menjadi perhatian ke depan karen soft skill ini juga perlu diberikan pelatihan, " katanya.  

    Audy menyebut Sumbar memiliki potensi SDM yang tinggi karena lebih dari 50 persen penduduk adalah usia kerja yang didominasi kaum milenial. Potensi itu harus dikelola dengan baik agar bisa berkontribusi pada pembanngunan daerah.

    "Untuk memaksimalkan potensi ini, kami punya program menciptakan 100 ribu enterpreneur. Jangan dibayangkan enterpreneur itu punya usaha besar, toko besar atau usaha yang banyak. Enterpreneur adalah tentang kreatifitas, inovasi dan ide, " katanya.

    Karena itu ia menilai seorang pengusaha belum tentu enterpreneur tapi enterpreneur sudah pasti pengusaha.

    Menurutnya sumber daya manusia yang dimiliki Sumbar saat ini adalah aset yang luar biasa. Mungkin kelihatan remeh tetapi tapi nilainya sangat tinggi.

    "Orang mungkin lebih suka melihat pembangunan gedung, jembatan atau infrastruktur lain. Tapi mereka lupa pada pembangunan SDM. Padahal untuk pembangunan yang berkelanjutan di Sumbar harus dibangun SDM-nya, " ujarnya.

    Lebih jauh Audy mengatakan sekarang dunia memasuki masa industri 4.0 yang berkaitan erat dengan Internet of Thing (IOT). Hampir semua hal terkoneksi dengan internet. Semua oramg gampang terkoneksi. Dengan smart phone orang bisa bekerja dan dapat uang. Dapat klien. Itu salah satu keunggulan IOT.

    Sementara era society 5.0 yang lahir karena industrial 4.0 berkaitan dengan lingkungan saat orang ingin semua yang serba mudah. Dulu untuk mencari informasi harus ke pustaka sekarang bisa lewat gadget.

    Akibatnya muncul profesi baru misalnya tukang cukur online. Tapi banyak pula pekerjaan yang musnah seperti tukang pos, tukang loper dll. Tinggal bagaimana mencari solusi menghadirkan keunggulan.

    Ia menyebut tiga kemampuan utama yang dibutuhkan dalam era society 5.0 adalah kemampuan pemecahan masalah kemampuan berpikir kritis peka kehidupan sosial,  kemampuan beraktifitas IOT.

    Perubahannya makin lama makin cepat. Dari era industri 1.0 ke industei 2.0 butuh ratusan tahun. Tapi makin lama makin cepat karena teknologi berkembang lebih cepat dari semua hal di dunia termasuk regulasi. Karena itu generasi muda harus bisa beradabtasi dengan perubahan itu.

    Sementara itu Kepala Dinas PMD Sumbar Amasrul mengatakan kegiatan itu diikuti oleh 128 peserta dari beberapa kabupaten dan kota.

    Ikut dalam kegiatan itu Tim Enterprneur, Kepala Bidang UM dan KP Dinas PMD prov Sumbar Desrianto Boy Spd. MSi.

    Zulfahmi  chilalek

    Zulfahmi chilalek

    Artikel Sebelumnya

    Warga Sumbar Kumpulan 7 Ton Rendang:Bantu...

    Artikel Berikutnya

    Hendri Septa Khatib Jumat di Masjid Baitul...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Tingkatkan Peran Mahasiswa Dalam Pengawasan Pemilu 2024, Bawaslu Kota Solok Gelar 'Bawaslu Goes to Campus'
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Puluhan Ribu Masyarakat Padati Kampanye Akbar Welly-Anggit
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan

    Ikuti Kami